Rabu, 02 September 2009

MASALAH POKOK EKONOMI PEMBANGUNAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat adalah :

  1. Akumulasi Modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisikal, dan sumber daya manusia.
  2. Pertumbuhan penduduk
  3. Kemajuan Teknologi.

Akumulasi Modal

Akumulasi modal akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Investasi disektor produktif seperti pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan investasi lainnya seperti infrastuktur sosial dan ekonomi yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi dan komunikasi yang mempermudah dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi. Iinvestasi insani juga dapat memperbaiki kualitas SDM dan juga mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih besar terhadap produksi seperti sekolah formal, sekolah kejuruan dan program latihan kerja serta berbagai pendidikan informal lainnya.

Semua jenis investasi tersebut menyebabkan terjadinya akumulasi modal.

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja berarti semakin banyak faktor produksi tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik. Namun demikian, yang perlu dipertanyakan adalah apakah peningkatan penawaran tenaga kerja yang cepat di NSB akan berpengaruh positif atau negatif terhadap kemajuan ekonomi? Jawabnya : Tergantung pada kemampuan sistem ekonomi tersebut dalam menyerap dan memperkerjakan tambahan tenaga kerja itu secara produkstif. Kemampuan tersebut tergantung pada tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersediannya faktor-faktor lain yang dibutuhkan seperti keahlian manajerial dan administratif.

Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ada 3 macam klasifikasi kemajuan teknologi yaitu :

  1. Kemajuan Teknologi yang bersifat Netral yaitu kemajuan teknologi yang terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kobinasi-kombinasi input yang sama.
  2. Kemajuan Teknologi yang bersifat Hemat Tenaga Kerja (Labor Saving) dan Hemat Modal (Capital Saving) yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama.

Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern

Pertumbuhan ekonomi suatu negara menurut Simon Kuznets (peraih nobel dalam bidang ekonomi Tahun 1971) didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya; pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya. Ketiga komponen pokok yang sangat penting yaitu :

  1. Kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi.
  2. Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang bersinambungan namun belum merupakan syarat yang cukup
  3. Penyesuaian kelembagaan, sikpa, dan ideologi harus dilakukan. Inovasi teknologi tanpa disertai inovasi sosial ibarat bola lampu tanpa aliran listrik. Potensi ada tetapi tanpa input yang melengkapi tidak akan berarti apa-apa.

Kuznets memisahkan 6 karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara maju yaitu :

Ø Dua Variabel Ekonomi Agregratif

1. Tingginya tingkat pertumbuhan ouput perkapita dan penduduk

2. Tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan, terutama produktivitas tenaga kerja

Ø Dua Variabel Transformasi Struktural

3. Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi

4. Tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi

Ø Dua Faktor yang Mempengaruhi Meluasnya Pertumbuhan Ekonomi Internasional

5. Kecenderungan negara maju secara ekonomis untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku.

6. Pertumbuhan ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia

Perdebatan Masalah Pertumbuhan

Di NSB yang menjadi perhatian utama dalah masalah pertumbuhan penduduk versus distribusi pendapatan. Banyak NSB yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahun 1960-an mulai menyadari bahwa pertumbuhan semacam itu hanya sedikit manfaatnya dalam memecahkan masalah kemiskinan. Dengan kata lain, pertumbuhan GNP perkapita yang cepat tidak secara otomatis meningkatkan tingkat hidup rakyat banyak.

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah ketidakmerataan dan kemiskinan memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah pembangunan yang lebih khusus seperti pertumbuhan penduduk, pengangguran, pembangunan pedesaan, pendidikan, perdagangan internasional, dsb.

8 (delapan) sebab yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB menurut Irma Adelman & Chynthia Taft Morris (1973) yaitu :

  1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunya pendapatan perkapita.
  2. inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secraa proposional dengan pertambahan produksi barang-barang.
  3. ketidakmerataan pembangunan anta daerah
  4. investasi yang sangat banyak dalam proyek –proyek yang pada modal sehingga persentase pendapatan modal dari harta bertambah besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah
  5. rendahnya mobilitas sosial
  6. pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
  7. memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan negara-negara maju sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang eskpor NSB
  8. hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan , industri rumah tangga.

Distribusi Pendapatan Perorangan

Ukuran distribusi pendapatan perorangan (personal distiribution) merupakan ukuran yang paling umum digunakan para ekonom. Ukuran sederhana ini menunjukkan hubungan antara individu dengan pandapatan total yang mereka terima. Olehkarena itu, para ekonom dan ahli statistik menyusun semua individu menurut tingkat pendapatannya yang semakin meninggi dan kemudian membagi semua individu tersebut kedalam kelompok-kelompok yang berbeda-beda.

Distribusi Fungsional

Ukuran distribusi fungsional atau distribusi pangsa faktor produksi menjelaskan pangsa (share) pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Disamping memandang individu sebagai kesatuan yang terpisah, teori ukuran distribusi pendapatan fungsional tersebut menyelidiki persentase yang diterima tenaga kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan persentase dari pendapatan nasional yang terdiri dari sewa, bunga dan laba.

Sayangnya, relevansi teori fungsional ini dilemahkan oleh kegagalannya dalam memperhitungkan peranan dan pengaruh penting dari kekuatan-kekuatan ”non-pasar” seperti kekuatan untuk memnentukan harga-harga faktor produksi misalnya perjanjian bersama antara para pekerja dan kekuatan para monopolis atau tuan tanah dalam menetapkan tingkat upah.

KEMISKINAN

Menurut para ahli (antara lain Andre Bayo Ala, 1981), kemiskinan itu bersifat multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik dan pengetahuan serta keterampilan dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikandalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan tingkat pendidikan yang rendah.

Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung mapun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan dan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemuduran pada aspek lainnya.

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan dapat diamati sebagai kondisi anggota masyarakat yang tidak/belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Dengan kata lain, masalah kemiskinan ini bisa selain ditumbulkan oleh hal yang sifatnya alamiah/kultural juga disebabkan oleh miskinya strategi dan kebijakan pembangunan yang ada, sehingga para pakart pemikir tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai masalah struktural yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

Ukuran Kemiskinan

2 macam ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu :

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan Absolut adalah kemiskinan yang diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. Konsep ini dimaksud untuk menetukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup.

Kesulitan utama dalam konsep kemiskinan absolut adalah menetukan komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat kebiasaan saja, tetapi juga oleh iklim, tingkat kemajuan suatu negara dan bernbagai faktor ekonomi lainnya.

United Research Institute for Social Development (URISD) menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu :

  1. Kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan.
  2. Kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang dan rekreasi serta ketenangan hidup.
  3. Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.

2. Kemiskinan Relatif

Konsep kemiskinan relatif bersifat dinamis sehingga kemiskinan akan selalu ada. Oleh karena itu, Kincaid (1975) melihat kemiskinan dari aspek ketimpangan sosial. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dpaat dikategorikan selalu miskin.

Indikator Kemiskinan

Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yakni konsumsi beras per kapita per tahun, tingkat pendapatan, tingkat kecukupan gizi, kebutuhan fisik minimum (KFM) dan tingkat kesejahteraan.

Pada publikasi UN (1961) yang bberjudul International Definition and Measurement of Levels of Living : An Interim Guide disarankan 9 komponen kesejahteraan yaitu kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, jaminan social, sandang, rekreasi dan kebebasan

STRATEGI/ KEBIJAKAN DALAM MENGURANGI KEMISKINAN

  1. Pembangunan Pertanian

Ada 3 aspek dari pembangunan pertanian yang telah memberikan konstribusi yang cukup besar bagi pengangguran kemiskinan tersebut, terutama di daerah pedesaan. Konstribusi terbesar bagi peningkatan pendapatan pendapatan pedesaan dan mengurangi kemiskinan perdesaan dihasilkan dari adanya revolusi teknologi dalam pertanian padi, termasuk pembangunan irigasi dan program pemerintah untuk meningkatkan produksi tanaman beras.

  1. Pembangunan SDM

Perbaikan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, gizi) merupakan alat kebijakan penting dalam strategi pemerintah secara keseluruhan untuk mengurangi kemiskinan dan memperbaiki kesejahteraan penduduk. Di Indonesia, atau dimana saja pendidikan (formal dan non-formal) bisa berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dalam jangka panjang, baik secara tidak langsung melalui perbaikan produktivitas dan efesiensi secara umum, maupun secara langsung melalui pelatihan golongan miskin dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas mereka dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan mereka.

  1. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

LSM-LSM bisa memaikan peran yang lebih besar di dalam perancangan dan implementasi program pengurangan kemiskinan. Karena fleksibilitas dan pengetahuan meraka tentang komunitas yang mereka bina.

Bentuk dan macam organisasi-organisasi kemasyarakatan dikelompokkan ke dalam 4 kategori :

  1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
  2. Lembaga Pembina Swadaya Masyarakat (LPSM)
  3. Organisasi-organisasi sosial lainnya, dan
  4. Organiasi-oraganisasi semi pemerintah.

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP