Rabu, 02 September 2009

ASPEK TEKNIS DAN MANAJEMEN OPERASI

Aspek teknis dan manajemen operasi timbul apabila sebuah gagasan usaha/proyek yang direncanakan telah menunjukkan peluang yang cukup cerah dilihat dari segi pemasaran. Aspek pokok dalam aspek teknis produksi adalah masalah lokasi, luas produksi, proses produksi, peralatan yang digunakan serta lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi. Sedangkan manajemen operasi seperti masalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan dan pengawasan.

  1. ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Aspek Teknis Produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pambangunan dari proyek yang direncakan baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi, proses produksi, penggunaan teknologi (mesin/peralatan) maupun keadaan lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi.

Di dalam menyusun studi kelayakan bisnis, aspek teknis perlu dipertimbangkan dan diperhitungkan secara tepat dan benar karena kesalahan dalam menentukan aspek ini juga mengakibatkan perusahaan mengalami kegagalan.

  1. Lokasi Proyek

Faktor lokasi adalah faktor yang ikut secara langsung mempengaruhi kontinuitas dari kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubungannya dengan masalah pemasaran hasil produksi dan masalah biaya pengangkutan, disamping masalah persediaan bahan baku serta penyediaan tenaga kerja, fasilitas pengakutan dan tersedianya pembangkit tenaga listrik.

  1. Daerah Pemasaran

Lokasi usaha yang dekat dengan pemasaran biasanya memepunyai beberapa keunggulan antara lain pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut dari produk yang dihasilan relatih lebih murah dan volume penjualan dapat ditingkatkan.

  1. Bahan Baku

Pendirian usaha/proyek yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa keunggulan antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha, ongkos angkut bahan lebih murah dan perluasan usaha lebih mudah untuk dilakukan.

  1. Tenaga Kerja

Apabila usaha/proyek yang didirikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang relarif besar (padat karya) sebaiknya lokasi usaha yang didirikan dekat dengan pemukiman penduduk. Untuk gagasan usaha/pabrik yang direncanakan memerlukan pekerja yang mempunyai keahlian (skill) sebaiknya lokasi usaha/proyek tersebut didirikan dekat dengan tenaga kerja yang mempunyai skill karena ada kalanya untuk memindahkan tenaga kerja skill amat sulit untuk dilakukan.

  1. Fasilitas Pengangkutan

Fasilitas pengakutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu menjadi perhatian dari penyusun studi kelayakan, karena masalah pengakutan merupakan masalah dalam pengangkutan bahan mentah, barang jadi maupun tenaga kerja.

  1. Fasilitas Tenaga Listrik dan Air

Secara teknis, apabila usaha/proyek yang direncakan memerlukan fasilitas listrik dalam kegiatan produksi, tentu penyusunan studi kelayakan dalam perhitungan lokasi proyek (pabrik) perlu mendapat perhatian terutama ada tidaknya tenaga listrik yang tersedia.

Menurut Drs. Sofjan Assauri dalam bukunya Management Produksi, metode penelitian plant site dapat dilakukan melalui metode penilaian hasil value, metode cost comparison dan economic analysis.

a. Metode Penilaian Hasil Value

Menggunakan metode ini, semua lokasi yang memungkinkan dinilai dengan memberikan skor dari masing-masing faktor dan lokasi dengan total nilai tertinggi merupakan lokasi yang terbaik.

Contoh :

Tabel 1

Pemilihan Lokasi Usaha dari Tiga Lokasi yang Memungkinkan

No.

Kebutuhan Pabrik

Nilai Lokasi Ideal

Lokasi

A

Lokasi

B

Lokasi

C

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pasar

Pengangkutan

Bahan Baku

Tenaga Kerja

Iklim

Fasilitas Listrik

20

25

25

10

5

15

19

24

23

7

4

12

20

20

21

9

3

15

18

23

22

8

5

10

JUMLAH

100

89

88

86

Jadi, lokasi yang ideal untuk pembangunan proyek tersebut adalah lokasi A karena lokasi A secara keseluruhan mempunyai total skor yang tertinggi.

b. Cost Comparison Method

Pemilihan lokasi dengan menggunakan metode ini dimaksudkan untuk memilih biaya terendah dari beberapa lokasi yang memungkinkan seperti biaya bahan baku, biaya bahan bakar serta biaya proses produksi (tenaga kerja dan biaya laboratorium).

c. Economic Analysis Method

Dalam metode ini perlu dipertimbangkan antara lain biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan, pajak, listrik, dan ditambah faktor kualitataif seperti adat istiadat dimana lokasi usaha/proyek itu didirikan, masalah lingkungan, sikap masyarakat, perumahan pegawai dan lain sebagainya yang dianggap perlu untuk dipertimbangkan.

  1. LUAS PRODUKSI

Untuk menentukan luas produksi dalam usaha/proyek yang direncakan tergantung pada pangsa pasar dari produk yang dihasilkan. Apabila pangsa pasar dapat dimiliki dalam jumlah yang tidak terbatas, tentu jumlah produksi yang dihasilkan sangat tergantung pada keuntungan optimal yang mungkin diperoleh. Demikian pula dalam masalah pemasaran dari hasil produksi, apakah produk yang dihasilakan ini mempunyai pasaran dan lain sebagainya. Untuk menentukan luas produksi diperlukan penelaahan dari berbagai aspek agar keputusan yang diambil dalan penyusunan studi kelayakan bisnis sesuai dengan operasionalnya.

  1. PROSES PRODUKSI

Proses produksi dari gagasan usaha/proyek yang akan direncanakan juga perlu diketahui untuk menetukan jumlah biaya investasi, jenis mesin yang digunakan serta bentuk bangunan yang diperlukan sesuai dengan proses produksi secara teknis. Dipihak lain, perlu juag diketahui tentang dampak yang ditimbulkan oleh proses produksi terhadap lingkungan, apakah proses produksi akan mempengaruhi keadaan lingkungan.

  1. MANAJEMEN OPERASI

Tugas pokok yang menyangkut dengan fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan dan pelaksanaan pengawasan.

  1. Perencanaan

Tujuan dari gagasan usaha/proyek adalah untuk mendapatkan keuntungan/manfaat sesuai dengan tujuan yang telah tercantum dalam studi kelayakan. Untuk mencapai tujuan ini masih diperlukan suatu perencanaan secara mnyeluruh beserta kebijakan yang diperlukan, disamping perlu adanya pedoman kerja agar para karyawan dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan. Seperti perencanaan anggaran perusahaan (anggaran pemebelian, anggran produksi, anggaran penjualan), perencanaan dalam bidang pengadaan karyawan ( kegiatan apa saja yang akan dilakukan, persyaratan apa saja yang diperlukan dan berapa jumlah karyawan), perencanaan dalam bidang produksi (jumlah barang yang diproduksi, standar kualitas yang ingin dicapai serta bahan baku yang diperlukan), dan perencanaan dalam penjulaan ( jumlah barang yang akan dijual, bentuk promosi yang diperlukan, cara-cara pendistribusian barang, penetapan harga, daerah penjualan, masalah pengangkutan, masalah pergudangan dan biaya penjualan).

  1. Pengorganisasian

Untuk memudahkan pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan perlu dibentuk kelompok-kelompok kerja dari berbagaio aktivitas berdasarkan pada urutan kegiatan, serta mengelompokkan orang-orang ke dalam hubungan kerja dengan sebaik-baiknya sehingga para pekerja dapat bekerja dalam bidangnya masing-masing. Seperti bagian pembelian, bagian produksi, gabian pemasaran, bagian administrasi dan lain sebagainya sesuai dengan kegiatan usaha.

  1. Pengadaan Tenaga Kerja

Pengadaan tenaga kerja bergantung pada berap jumlah tenaga kerja yang diperlukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan, struktur yang telah dbentuk dan jenis keahlian apa saja yang diperlukan atau kemungkinan aklan diadakan pendidikan ulang dengan dasar pengetahuan yang ditentukan.

  1. Pelaksanaan Pengawasan

Pimpinan perusahaan atau proyek harus melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha yang dikerjakan secara teratur. Apabila hasil dari perkejaan telah sesuia dengan rencana yang telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan tindakan perbaikan agar kesalahan tidak terjadi secara terus menerus.

****

BAB VII

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Jika sebuah gagasan usaha/proyek yang direncanakan dilihat dari aspek pemasaran dan tkenis produksi, langkah selanjutnya adalah mengadakan penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan, baik yang menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja maupun yang berhubungan dengan pengaruh proyek terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan

  1. DANA INVESTASI

Untuk menetukan jumlah dana investasi secara keseluruhan disesuaikan dengan aspek teknis produksi yaitu :

  1. Tanah (luas tanah yang diperlukan disesuaikan dengan luas tanah yang ditetapkan dalam aspek teknis). Jumlah dana yang diperlukan untuk pengadaan tanah disesuaikan dengan harga yang berlaku.
  2. Gedung (gedung yang diperlukan adalah untuk bangunan pabrik, kantor, gudang, rumah karyawan) disesuaikan dengan proses produksi.
  3. Mesin (mesin yang digunakan juga disesuaikan dengan aspek produksi).
  4. Peralatan (peralatan produksi termasuk angkutan seperti truk, kendaraan roda dua, pompa air, spare part, alat-alat kantor). Untuk menilai jumlah biaya peralatan, disesuaikan dengan jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan dan dihitung dalam harga berlaku.
  5. Biaya pemasangan mesin beserta pemasangan peralatan lainnya.
  6. Biaya lainnya seperti biaya survei, biaya impor mesin/ peralatan.

  1. BIAYA MODAL KERJA

Biaya modal kerja dalam kegiatan usaha/proyek terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Biaya Tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunya produksi yang dihasilkan seperti biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, penyusutan, bunga bank, asuransi.

  1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Jumlah biaya tenaga kerja tidak langsung adalah jumlah tenaga kerja dikalikan dengan gaji masing-masing yang telah ditetapkan perbulan.

  1. Bunga Bank

Besarnya bunga bank dan pengembalian pokok pinjaman pada setiap bulan disesuaikan dengan kemampuan usha/proyek yang direncanakan.

  1. Biaya Asuransi

Jumlah biaya asuransi yang harus dibayar tergantung pada besarnya jumlah aset yang diasuransikan.

  1. Dana Depresiasi/Penyusutan

Jumlah dana penyusutan disesuaikan dengan jumlah dana yang dihitung setiap tahunya berdasarkan metode yang digunakan.

Biaya Tidak Tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah/bahan pembantu, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya pemasaran.

Biaya tidak tetap juga dihitung pada setiap bulan dan tahun sesuai dengan rencana produksi yang telah disusun pada setiap tahunnya.

  1. SUMBER PEMBIAYAN

Untuk memenuhi kebutuhan biaya investasi dan modal kerja dapat dilakukan melalui dua sumber yaitu :

  1. Sumber dari dalam perusahaan adalah modal yang berasal dari para investor sendiri atau modal yang dihimpun atas penjualan saham.
  2. Sumber dari luar perusahaan adalah modal yang berasal dari bank, produsen mesin/peralatan dan lembaga keuangan lainnya.

  1. PROSES PERPUTARAN KEUANGAN

Proses perputaran keuangan perlu direncanakan secara jelas karena perputaran keuangan akan mempengaruhi kemampuan usaha/proyek dalam menutupi segala kewajiban-kewajibannya seperti dalam penjualan hasil produksi.

  1. TITIK PULANG POKOK

Titik Pulang Pokok (Break Even Point) adalh titik keseimbangan antara total penerimaan dengan total pengeluaran (TR=TC). Didalam menyusun sebuah studi kelayakan harus dapat ditentukan kapan terjadinya titik kesimbangan ini karena semakin lama waktu pencapaian TR=TC, semakin lama pula usaha/proyek yang diusahakan untuk mencapai keuntungan dan semakin besar pula saldo kerugian yang merupakan beban terhadap biaya-biaya operasi dan pemeliharaan yang dikeluarkan.

  1. PERHITUNGAN PROFIT

Keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha/proyek yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak pembukaan usaha/proyek yang dikembangkan. Didasarkan pada perkiraan dan perencanaan produksi, dapat ketahui pada jumlah produksi berapa perusahaan mendapat keuntungan maksimal dan pada jumlah produksi berapa pula perusahaan mendapat kerugian. Informasi ini dapat digunakan sebagai indikator dalam pengendalian produksi bagi pelaksana proyek.

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP