Kamis, 28 Januari 2010

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Peranan Perdagangan Internasional dalam Pertumbuhan Ekonomi
Menurut ahli ekonomi Kalisk maupun Neo Klasik perdagangan internasional dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negaea. Perdagangan Internasional merupakan “motor pertumbuhan (engine of growth)”. Pendapat Kalsik ini dapat diselusuri mulai dari David Hume, Ricardo, Marshall, Edgewaorth sampai Haberler. Teori comparative advantage oleh Ricardo yang intinya adalah setiap negara akan mengeskpor barnag yang dimiliki comparative advantage, yakni barang yang dapat dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi yang dimiliki oleh negara tersebut dalam jumlah besar dan mengimpor barang yang comparative advantagenya kecil. Kedua negara akan memperoleh keuntungan dengan melakukan perdagangan. Dengan demikian peranan perdagangan internasional dalam pertumbuhan ekonomi cukup besar. Kenaikan perdagangan akan memperbesar potensi pertumbuhan ekonomi.
Beberapa kritik terhadap pandangan Klasik ini, antara lain :
1. Teori Klasik masiih bersifat statis sehingga tidak dapat menjelaskan proses pertumbuhan yang pada dasarnya bersifat dinamis.
2. Perdagangan internasional justru menyebabkan ketidakmerataan antarnegara miskin dengan negara maju, sehingga menimbulkan keseimbangan internasional.
3. Pedagangan internasional menyebabkan nilai tukar (terms of trade) negara berkembang mengalami penurunan.. Hal ini dikarenakan ekspornya masih terbatas pada barang-barang primer, sedangkan impornya berupa barang manufaktur.

Efek Pertumbuhan Faktor Produksi (Kasus Negara Kecil)

Pertumbuhan faktor produksi, tercemin pada pergeseran keluar kurva kemungkinan produksi (production possibilities kurve) yang diikuti pula pergeseran keatas garis harga. Pergeseran ini akan mengakibatkan negara tersebut mencapai kurva indifferen yang lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi cenderung meningkatkan kesejahteraan negara kecil tersebut.

1. Efek Terhadap Konsumsi

Pertumbuhan ekonomi dapat menggeser kurva kemungkinan produksi sehingga negara A tersebut dapat berdagang dengan harga Y1X1. Kombinasi barang Y dan X yang dikonsumsi tergantung pada kurva indifferen yang dapat menyinggung kurva kemungkinan produksi sepanjang garis Y1X1. Sepanjang garis KL, konsumsi barang X (barang impor) naik secara absolut, tetapi proporsi barang X terhadap barang Y relatif menurun dengan kenaikan pendapatan. Dengan demikian pertumbuhan menyebabkan ratio barang X terhadap barang Y menurun (anti trade bias). Pada titik L ratio barang X terhadap barang Y tetap (netral) dan sebaliknya pada garis LM, ratio X/Y menaik (protade bias).

2. Efek Terhadap Produksi

Jumlah serta proporsi faktor produksi (modal dan tenaga kerja) yang dimiliki suatu negara yang tercermin pada kurva kemungkinan produksi. Ada tiga bentuk pertumbuhan faktor produksi, yakni pertumbuhan hanya pada satu faktor produksi saja (misalnya tenaga kerja), pertumbuhan kedua faktor secara proporsional dan pertumbuhan secara proporsional sama dengan yang telah digunakan pada industri tertentu. Teori Rybczynki mengatakan bahwa pertumbuhan dalam salah satu faktor produksi akan selalu mengakibatkan penurunan produksi barang barang yang menggunakan faktor produksi yang tidak bertambah.


3. Kasus Pertumbuhan Negara Besar

Salah satu anggapan analisa efek pertumbuhan perdagangan internasional di atas adalah negara A (negara kecil) dimana pertumbuhan yang dialaminya tidak mempunyai pengaruh terhadap harga-harga di pasaran dunia. Untuk kasus negara besar, pertumbuhan akan mempengaruhi harga pasar di dunia. Pertumbuhan negara A yang justru malah menurunkan kesejahteraan negara tersebut merupakan satu hipotesis yang dikemukakan oleh Jagdish Bhagwati dengan nama immiserizing growth.. Dengan demikian efek pertumbuhan terhadap kesejahteraan sangat tergantung pada harga produk.


****

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP