Selasa, 08 Desember 2009

PELEMBAGAAN STRATEGI


Operasionalisasi suatu strategi harus dilembagakan agar dengan demikian berbagai upaya menerapkan stratgei yang telah ditetapkan itu :
  1. tidak merupakan pencerminan dari pandangan atau preferensi seorang atau sekelompok manajer tertentu – seperti manajer puncak – yang sangat mungkin mengibarkan “panji-panji pribadi” dalam memimpin perusahaan.
  2. Juga tidak diwarnai oleh interpretasi yang subyektif dari para manajer operasional
  3. Lebih dari itu, pelembagaan sangat penting artinya dalam menumbuhkan pemahaman yang seragam di kalangan para pelaksana kegiatan operasional.
Pelembagaan strategi akan lebih menjamin operasionalisasinyta dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Terdapat 3 elemen organisasi melalui mana yang pelembagaan strategi yang sifatnya mendasar dapat dilakukan, yaitu struktur organisasi, kepemimpinan dalam organisasi dan kultur yang dianut oleh organisasi.
STRUKTUR ORGANISASI DAN PELEMBAGAAN STRATEGI
Oragisasi diciptakan sebagai wahana untuk mecapai tujuan tertentu. Agar berbagai upaya yang dilakukan terselenggara dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi, suatu organisasi perlu dikelola berdasarkan serangkai prinsip tertentu. Berbagai prinsip dimaksud adalah :
  1. Kejelasan Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai perlu dinyatakan dengan jelas dan eksplisit karena apapun yang kemudian terjadi dalam organisasi dan kegiatan apapun yang diselenggarakan, harus berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditentukan itu.
  1. Kejelasan Misi
Pentingnya kejelasan misi terlihat secara nyata apabila diingat bahwa rumusan misi berperan sebagai ”rambu-rambu” yang harus diikuti dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan fungsional dan operasional dalam organisasi yang bersangkutan.
  1. Fungsionalisasi
Dalam setiap organisasi terdapat berbagai fungsi yang harus diselenggarakan dalam rangka pencapaian tujuan.
  1. Kejelasan Aktivitas
Berbagai aktivitas pada dasarnya dapat digolongkan pada dua kategori yaitu : kegiatan pokok (semua aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan, seperti aktivitas di bidang produksi dan pemasaran, yang orientasinya eksternal) dan kegiatan penunjang. (semua aktivitas yang mendukung pelaksanaan tugas pokok, seperti manajemen sumber daya manusia dan kegiatan perkantoran, yang orientasinya internal)
  1. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
Keseimbangan keduanya sangat penting karena :
    1. apabila wewenang seseorang tidak diimbangi oleh tanggung jawab, tidak mustahil yang bersangkutan akan menampilkan perilaku yang otoriter
    2. sebaliknya, apabila seseorang hanya dibebani dengan tanggung jawab tanpa wewenang yang jelas, sangat mungkin yang bersangkutan akan diliputi oleh keraguan dalam bertindak sebab diliputi oleh pertanyaan apakah tindakannya itu masih dalam batas-batas kewenangnya atau tidak.
  1. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang sama sekali tidak berarti bahwa seorang manajer melepaskan tanggungjawabnya terhadap hasil akhir dari penggunaan wewenang yang didelegasikannya itu. Pendelegasian wewenang tidak berarti abdikasi tanggung jawab.
  1. Pembagian Pekerjaan
Karena keanekaragaman tugas pekerjaan yang harus diselesaikan yang sering menuntut pengetahuan dan keterampilan serta pertalatan yang spesifik, maka terjadilah pembagian pekerjaan yang diwadahkan dalam berbagai satuan kerja.
  1. Kesatuan Arah
Kejelasan tujuan dapat menentukan arah yang harus ditempuh oleh organisasi sepanjang hidupnya. Dengan kesatuan arah, dapat lebih memperkokoh persepsi yang sama dan derap langkah yang seirama un tuk menempuh satu, dan hanya satu, arah tertentu. Menyimpang dari arah tersebut akan berakibat pada inefisiensi kerja
  1. Kesatuan Komando
Yang sehari-hari memberikan perintah kepada bawahan tertentu dan berhak meminta pertanggungjawaban haruslah hanya seorang atasan. Apabila tidak, mungkin seorang bawahan akan dihadapkan kepada situasi yang pelik dan membingungkan terutama apabila perintah yang diterimanya dari berbagai sumber tidak konsisten satu sama lain.
  1. Rentang Kendali
Makin banyak jumlah bawahan yang dapat diawasi oleh seorang pimpinan apabila :
    1. tugas yang dikerjakan oleh para bawahan bersifat rutin
    2. prosedur yang harus ditempuh sudah baku
    3. standar mutu hasil pekerjaan sudah diketahui dengan jelas dan spesialistik
  1. Sentralisasi Versus Desentralisasi
Pengelolaan suatu organisasi ada hala-hal tertentu yang merupakan hak preogatif manajemen. Artinya ada kegiatan tertentu yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan sentralisasi. Akan tetapi sebaliknya, tidak sedikit kegiatan yang dapat dan bahkan sebaiknya didesentralisasikan penyelenggraanya. Misalnya, bagi suatu perusahaan yang besar dan beroperasi diwilayah geografis yang luas, pendekatan desentralisasi sering digunakan terutama dalam pengambilan keputusan yang sifatnya operasional dan hanya berlaku bagi suatu wilayah operasi tertentu.
  1. Departementalisasi
Seandainya semata-mata didasarkan pada pendapat bahawa organisasi mutakhir menuntut adanya pembagian tugas yang spesialistik, baik dilihat dari sudut pandang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh para anggota organisasi mapun segi sarana dan prasarana yang digunakan, jelas bahwa prinsip departementalisasi merupakan keharusan pula untuk diterapkan.
Tipologi Struktur Oraganisasi
Dalam upaya memilih struktur yang tepat dari berbagai tipologi stuktur organisasi, pada umumnya tiga komponen yang harus dipertimbangkan yaitu :
  1. Kompleksitas berbagai aktivitas yang harus dilakukan
  2. Tingkat formalisasi yang berlaku
  3. Penerapan konsep sentralisasi versus desentralisasi dalam pengambilan keputusan
Kompleksitas
Karena kompleksitas berbagai kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran –jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek – serta dalam mengemban misi dan pelaksanaan suatu strategi, dalam organisasi yang besar, terjadi differensiasi berbagai kegiatan tersebut. Tentunya berbagai cara untuk melakukan differensiasi kegiatan dapat ditempuh seperti differensiasi horisontal, differensiasi vertikal dan differensiasi spatial.
Differensiasi horisontal adalah pemisahan secara horisontal antara berbagai satuan kerja dalam organisasi. Makin banyak jneis pekerjaan yang menuntut pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik berarti organisasi tersebut semakin kompleks secara horizontal.
Differensiasi Vertikal adalah bentuk hirarki dan berbagai lapisannya dalam organisasi.
Differensiasi Spatial adalah tingkat penyebaran secara geografis dari kantor perusahaan, lokasi pabrik dan tempat tinggal para karyawannya .
Formalisasi
Aspek formalisasi perlu dipertimbangkan dengan matang karena dengan formalisasi sebenarnya perilaku para anggota organisasi sudah diprogramkan sebelumnya. Melalui formalisasi para karyawan tidak lagi mempunyai pilihan alternatif dalam perilakunya karena segala sesuatu nya telah ditentukan dan diatur oleh manajemen.
Sentralisasi versus Desentralisasi
Gaya manajerial dalam pengambilan keputusan pada dasarnya dapat digolongkan pada dua kategori, yaitu gaya manajerial yang berorientasi pada sentralisasi dan gaya manajerial yang berorientasi pada desentralisasi. Gaya yang mana dipilih untuk diterapkan jelas mempunyai implikasi terhadap struktur organisasi yang tepat untuk digunakan.
5 tipe struktur :
  1. Organisasi Lini
Tipe organisasi ini merepukan tipe yang paling sederhana dan paling banyak digunakan apabila :
    1. Organisasi masih kecil
    2. Jumlah karyawan masih sedikit
    3. Produk yang dihasilkan perusahaan masih sederhana
    4. Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk dimiliki para karyawan belum bersifat spesialistik
    5. Teknologi yang diterapkan mungkin belum canggih
    6. Manajemen masih dimungkinkan melakukan kontak langsung dengan para karyawannya
    7. Biasanya pemilik perusahaan tidak dipisahkan dari manajemen
  1. Organisasi Lini dan Staf
Perbedaannya tidak hanya terletak pada ciricirinya, tetapi juga adanya deliniasi yang tegas dan jelas antara satuan-satuan kerja yang bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas pokok dengan satuan kerja yang tanggungjawabnya ialah menyelenggarakan berbagai tugas penunjang.
  1. Organisasi Fungsional
Dalam struktur yang sifatnya fungsional, satuan kerja yang diciptakan dan digunakan terlihat berbagai bidang fungsional dalam organisasi seperti bidang produksi, bidang pemasaran dan penjualan, bidang penelitian dan pengembangan, bidang keuangan, bidang akuntansi, bidang logistik, bidang SDM dan bidang perkantoran.
  1. Organisasi Matriks
Jika suatu organisasi menggunakan struktur matriks, yang terjadi adalah bahwa secara sadar diciptakan dua jalur kewenangan karena dalam organisasi matriks fungsi dan produk digabungkan.
  1. Organisasi Kepanitiaan (Adhocracy)
Organisasi ad hoc  merupakan suatu bentuk struktur organik yang ciri-ciri utamanya ilalah :
    1. tingkat differensiasi horisontal yang tinggi karena para anggotanya berasal dari berbagaia satuan kerja.
    2. Tingkat differensiasi vertikal yang rendah karena dalam panitia tidak terdapat hierarki birokrasi yang berlapis-lapis.
    3. Tingkat formalisasi yang rendah karena dalam pelaksanaan tugasnya panitia tidak terlalu diikat oleh beranekaragam ketentuan normatif dan formal yang dapat mengurangi daya adaptifnya
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM PELEMBAGAAN STRATEGI
Berbagai peranan para anggota kelompok pemimpin antara lain ialah :
  1. Peranannya bersifat interpersonal
  2. Peranannya bersfiat informasional
  3. Peranan sebagai pengambilan keputusan
Karena tuntutan berbagai peranan tersebut, orang-orang yang memperoleh kepercayaan untuk menduduki berbagai jabatan manajerial perlu :
  1. memahami pentingnya ciri-ciri kepemimpinan yang efektif
  2. memiliki pengetahuan yang luas
  3. memeiliki wawasan yang luas
  4. mampu membedakan berbagai jenis kegiatan yang bersifat stratejik, taktis, teknis, fungsional dan operasional
  5. memahami pentingnya keseimbangan antara orientasi tugas dan orientasi manusia
  6. memiliki kemampuan ”membaca” situasi organisasional secara tepat.
Peranan Manajer Puncak
Peranan manajer puncak – dengan literatur apapun yang bersangkutan dikenal seperti presiden, presiden direktur, direktur utama atau literatur lain yang sejenis -  sangat menentukan dalam manajemen stratejik disoroti dari paling sedikit dua sudut pandang, yaitu :
  1. Menjadi katalisator utama bukan hanya dalam kelancaran perumusannya, akan tetapi juga dalam implementasinya.
  2. Misi, strategi dan sasaran jangka panjang perusahaan sangat dipengaruhi oleh tujuan pribadi dan nilai-nilai yang dianut oleh manajer puncak.
Penugasan Para Manajer Kunci
Berbagai keunggulan pemanfaatan tenaga manajerial yang sudah ada dalam organisasi antara lain adalah :
  1. Mempunyai damapk psikologis yang sangat kuat bagi para anggota organisasi
  2. Jika manajemen puncak memutuskan untuk memanfaatkan tenaga manajerial yang sudah terdapat dalam organisasi, mereka sudah mempertahankan tingkat prduktivitas yang mereka tampilkan pada posisi lama
  3. Kemampuan kerja tenaga kerja manajerial yang dipromosikan itu sudah menciptakan dan memelihara pola hubungan kerja dengan berbagai pihak
  4. Dalam posisinya yang lama, para manajer tertebut sudah menciptakan dan memelihara pola hubungan kerja dengan berbagai pihgak
  5. Menjadi pendorong bagi para manajer lainnya
PERANAN KULTUR ORAGNISASI DALAM PELEMBAGAAN STRATEGI
Yang dimaksud dengan kultur organisasi adalah makna kehidupan bersama yang tercermin pada berbagai asumsi penting yang meskipun ada kalanya tidak dinyatakan secara tertulis, diakui dan diterima oleh semua pihak dalam organisasi tersebut.
Yang dimaksud dengan esensialia kultur organisasi yang harus ditumbuhkan dan dipelihara ialah :
  1. Kultur organisasi mendorong para anggotanya mengidentifikasi diri dengan organisasi sebagai keseluruhan
  2. Kultur organisasi mendorong tumbuhnya semangat kerja tim
  3. Kultur organisasi menekankan keterkaitan antara hasil yang dicapai dengan manusia dalam organisasiyang harkat dan martabatnya diakui dan dihargai
  4. Kultur organisasi mencerminkan filsafat manajemen tentang pengambilan risiko oleh para bawahannya.
  5. Dalam kultur organisasi terlihat dengan jelas bentuk dan sifat pengendalian yang digunakan manajemen puncak untuk mengarahkan dan mengawasi tindak tanduk para bawahanya.
Pengaruh Kultur Organisasi pada Kehidupan Organisasional
Agar kultur menjadi kekuatan bagi organisasi, 5 (lima) aspek kehidupan organisasional penting mendapat sorotan perhatian. Lima aspek  tersebut adalah :
  1. Aspek kerja sama
  2. Aspek pengambilan keputusan
  3. Aspek pengawasan
  4. Aspek Komunikasi
  5. Aspek Komitmen
Konektivitas Strategi dengan Kultur
Kultur organisasi dapat menjadi kekuatan yang ampuh apabila kultur tersebut konsisten dengan strategi organisasi dan menjadi pendorong yang tangguh bagi terjadinya implementasi yang efektif. Sebaliknya, apabila kultur tidak “seirama” dengan strategi, ia dapat menjadi penghasalng bagi implementasi strategi tersebut.
Pemeliharaan Hubungan Antara Strategi dan Kultur
Berbagai perusahaan menghadapi kondisi yang berbeda-beda dalam mana perusahaan berada. Pemahaman yang tepat tentang kondisi itu menentukan pendekatan apa yang harus ditonjolkan dalam pemeliharaan hubungan yang serasi antara strategi dengan kultur. Pengamatan para ahli menunjukkan bahwa disoroti dari sudut pemeliharaan hubungan dimaksud, empat jenis pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
  1. Keterkaitan dengan misi
  2. Memaksimalkan penerapan prinsip sinergi
  3. Mengatasi ketidakserasian antara strategi dan kultur
  4. Perumusan kembali strategi baru

Read more...

PEMBANGUNAN DAERAH

 Suatu daerah ditinjau dari aspek ekonomi, mempunyai 3 pengertian yaitu :
  1. suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi  terjadi di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama seperti segi pendapatan perkapitanya, sosial budaya, geografisnya dsb. Daerah ini disebut daerah homogen.
  2. suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi daerah. Daerah ini disebut  daerah n odal.
  3. suaru daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah suatu administrasi tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dsb didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Daerah ini disebut daerah perencanaan atau  daerah administrasi.
PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Pembangunan ekonomi daerah  adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatbya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah  adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumber fisik secara lokal (daerah).
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pada hakekatnya, inti dari teori-teori pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu : pembahasan yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah  dan  teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu
Untuk menganalisis perekonomian suatu daerah sangat sulit karena :
  1. Data tentang daerah sangat terbatas.
  2. Data yang tersedia umumnya tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk menganalisis daerah.
  3. Data tentang perekonomian daerah sangat sukar dikumpulkan,  sebab perekonomian daerah lebnih terbuka dibandingkan dengan perekonomian nasional.
  4. bagi NSB, disamping kekurangan data, data yang terbatas itu pun banyak yang sulit untuk dipercaya, sehingga menimbulkan kesulitan untuk melakukan analisis yang memadai tentang keadaan perekonomian suatu daerah.
Teori Ekonomi Neo Klasik
Teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibirium) dan mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oelh karena itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang berupah rendah.
Teori Basis Ekonomi (Economic Base Teory)
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Kelemahan model ini adalah bahwa model ini didasarkan pada permintaan eksternal bukan internal. Pada akhirnya aklan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global.
Teori Lokasi
Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi! Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri. Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biaya-biayanya dengan cara memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.
Keterbatasan dari teori ini pada saat sekarang adalah bahwa teknologi dan komunikasi modern telah mengubah signifikan suatu lokasi tertentu untuk kegiatan produksi dan distribusi barang.
Teori Tempat Sentral
Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumber daya (industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang mneyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya.
Model Daya Tarik (attraction)
Teori daya tarik industri adalah model pembanguna ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang medasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
PARADIGMA BARU TEORI PEMBANGUNAN DAERAH
KOMPONEN
KONSEP LAMA
KONSEP BARU
Kesempatan Kerja
Semakin banyak perusahaan semakin banyak peluang kerja
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi penduduk daerah
Basis Pembangunan
Pengembangan sektor ekonomi
Pengembangan lembaga-lemabaga ekonomi baru
Aset-aset Lokasi
Keunggulan komparatif didasarkan pada aset fisik
Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan
Sumberdaya pengetahuan
Ketersediaan Angkat kerja
Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi
PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Perencanaan pembanguna nekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptatakn nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.
PERLUNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Keadaan sosial ekonomi yang berbeda dari setiap daerah akan membawa implikasi bahwa campur tangan pemerintah untuk tiap daerah berbeda pula. Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah mengakibatkan perbedaan tingkat kesejahteraan antar daerah dan kalau hal ini dibiarkan dapat menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi suatu negara.
Hirschman (1958) mengemukakan bahwa jika suatu daerah mengalami perkembangan, maka perkembangan itu askan membawa pengaruh atau imbas ke daerah lain.
Campur tangan pemerintah (perencanaan) untuk pembangunan daerah-daerah mempunyai manfaat yang sangat tinggi disamping mencegah jurang kemakmuran antrar daerah, melestarikan kebudayaan setempat dapat  juga menghindarkan perasaan tidak puas masyarakt. Kalau masyarakat sudah tenteram dapat membantu terciuptanya kestabilan dalam masyarakat terutama kestabilan politik, pada kestabilan dalam masyakarat merupakan syarat mutlak jika suatu negara hendak mengadakan penmbangunan negara secara mantap.
IMPLIKASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Ada 3 implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah, yaitu :
  1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya.
  2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah, dan sebaliknya.
  3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah misalnya adm, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat.
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Menurut Blakely (1989), ada 6 tahap dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi daerah yaitu:
TAHAP
KEGIATAN
I
Pengumpulan dan Analisis Data
Ø      Penentuan Basis Ekonomi
Ø      Analisis Struktur Tenaga Kerja
Ø      Evaluasi Kebutuhan Tenaga Kerja
Ø      Analisis Peluang dan Kendala Pembangunan
Ø      Analisis Kapasitas Kelembagaan
II
Pemilihan Strategi Pembangunan Daerah
Ø      Penentuan Tujuan dna Kriteria
Ø      Penentuan Kemungkinan-kemungkinan Tindakan
Ø      Penyusunan Strategi
III
Pemilihan Proyek-proyek Pembangunan
Ø      Identifikasi Proyek
Ø      Penilaian Viabilitas Proyek
IV
Pembuatan Rencana Tindakan
Ø      Prapenilaian Hasil Proyek
Ø      Pengembangan Input Proyek
Ø      Penentuan Alternatif Sumber Pembiayaan
Ø      Identifikasi Struktur Proyek
V
Penentuan Rincian Proyek
Ø      Pelaksanaan Studi Kelayakan Secara Rinci
Ø      Penyiapan Rencana Usaha (Busisness Plan)
Ø      Pengemabangan, Monitoring dan Pengevaluasian Program
VI
Persiapan Perencanaan Secara Keseluruhan dan Implementasi
Ø      Penyiapan skedul Implementasi Rencana Proyek
Ø      Penyusunan Program Pembangunan Secara Keseluruhan
Ø      Tergeting dan Marketing Aset-aset Masyarakat
Ø      Pemasaran Kebutuhan Keuangan
SUMBER DAYA PERENCANAAN UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam menciptakan lingkungan yang sehat, pemerintah daerah menggunakan sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang utama.
  1. Lingkungan Fisik  sebagai sumberdaya perencanaan
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi dari investasi sektor swasta adalah daya tarik atau amenity dari suaru daerah atau suatu kota, bentuk daya tyarik tersebut seperti kualitas hidup.
  1. Lingkungan Regulasi sebagai sumberdaya Perencanaan
Kita semua mengetahui bahwa insentif dan kebijakan keuangan merupakan input panting bagi proses pembangunan ekonomi.  Dengan kata lain, untuk menarik dan mengembangkan dunia usaha didaerahnyta perlu penyederhanaan sistem regulasi. Misalnya beberrapa kota dinegara maju belakangan ini menciptakan pusat pelayanan bisnis terpadu.
  1. Lingkungan Attitudinal sebagai Sumberdaya Perencanaan
Keputusan yang diambil sektor swasta mengenai ekspansi investasi ataui relokasi tidak hanya didasarkan pada data kasar. Dalam kenytaaannya keputusan terakhir akan sangat dipengaruhi juga oleh investor mengenai reaksi masyarakat daerah tertentu karena penduduknya dikenalmisalnya anti bisnis.
PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu :
  1. Entrepreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis seperti BUMD yan harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.
  1. Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan didaerahnya. Dalam peranya sebagia koordinator, pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam penyusunan sasaran-sa\saran konsistensi pembangunan daerah dengan nasional (pusat) dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.
  1. Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.
  1. Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstumulasi p[enciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi  perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut.
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
  1. Data Kependudukan
Data kependudukan yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah struktur penduduk yang dikaitkan dengan tingkat pengerjaan, umur, pendapatan, dan distribusi penduduk menurut pekerjaan selama kurang lebih 10 tahun yang terakhir. Tujuan analsisis ini adalah untuk menentukan karakteristik pada suatu daerah karena karakteristik penduduk tersebut berkaitan dengan vitalitas masyarakat dan untuk menaksir target penduduk untuk kegiatan ekonomi yang diinginkan
  1. Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Data yang berkaitan dengan kondisi pasar tenaga kerja antara lain : informasi tentang distribusi pengerjaan menurut jenis kelamin pada setiap industri, informasi tentang poengangguran dan setengah penganguran setiap sektor industri paling selama 5 tahun terakhir.
  1. Karakteristik Ekonomi
Data ekonomi yang diperlukan antara lain: basis ekonomi suatu daerah, perubahannya dan responsnya terhadap perubahan keadaan ekonomi baru, faktor-faktor yang mempengaruhi vitalitas ekonomi juga perlu dikaji.
  1. Kondisi Fisik / Lokasional
Data yang diperlukan meliputi kajian tentang kondisi Dan bentuk fisik dari suatu daerah yang berhubungan dengan basiis ekonominya, termasuk penilaian tentang sumberdaya fisikal (pertanian, pertambangan dsb), ketersediaan lahan untuk kawasan industri, jaringan transportasi dan komunikasi, persediaan perumahan dll.
  1. Layanan Jasa Bagi Masyarakat
Data tentang jasa-jasa pelayanan sosial, pendiidkan, rekreasi dan budaya yang tersedia bagi masyarakat juga diperlukan. Jasa pelayanan tersebut akan menambah daya tarik daerah sebagia tempat untuk hidup dan bekerja
UKURAN-UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETERKAITAN
Beberapa teknik yang dpaat dipergunakan untuk memperbandingkan perekonomian daerah :
  1. Analisis Shift Share
Merupakan teknik yang sangat berguna untuk menganalisis perubahana struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adal;ah untuk menentukan kinerja atau produktifitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkan nya dengan daerah yang lebih besar (regional dan nasional).
  1. Location Quotients
Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas analsisis shift sahre. Teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat selft-sufficiency suatu sektor.
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
  1. kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan. Industri ini dinamakan industry basic.
  2. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar didaerah tersebut, jenis ini dinamakan industri non basic atau industri lokal.
  1. Analisis Input-Output
Adalah suatu teknik pengukuran ekonomi daerah(regional). Teknik ini dikenalkan oleh vassily Leotief (1951), biasanya digunakan untuk melihat keterkaitan antara industri dalam upaya untuk memahami kompleksitas perekonomian serta kondisi yang diperlukana untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik ini sering juga dikenal sebagai analisis antar industri (interindustry analysis)
*****

Read more...

RAGAM PENELITIAN


A.Penelitian Ditinjau dari Tujuan
Jenis penelitian ketiga ditinjau dari tujuan adalah penelitian verfakatif.Contohnya adalah sebagai berikut :
Pada tahun 1970 pernah diadakan penelitian tentang rasa solidaritas rakyat pedesaan, dan dihasilkan sesuatu kesimpulan. Dua tahun kemudian seorang peneliti lain mengadakan penelitian yang sama dengan tujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan terdahuluh. Penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain inilah yang diberi nama penelitianVerifikatif.
Sebuah lembaga pemerintah menggadakan beberapa upaya untuk meningkatkan displin karyawan. Setelah dikemukakan strategi yang diperkirakan paling tepat,lembaga tersebut menyebarkan angket kepada para karyawan untuk menanyakan usul-usul guna mengefektifkan staregi dimaksud.Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket digunakan untuk mennetukan kebijakan yang diambil oleh lembaga pemerintahtersebut sebagai upaya meningkatkan disiplin karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan tersebut diklasifikasikan sebagai penelitian kebijakan, karena menyangkut tindakan yang diambil oleh pemerinta dan diberilakukan secara luas.
B.  Penelitian Ditinjau dari Pendekatan.
Apabila seorang peneliti ingin mengetahui perkembangan kemampuan berpikir anak sekolah dasar kelas 1 sampai dengan kelas VI, maka dapat dilakukan dengan 2 cara atau pendekatan, yaitu pendekatan bujur dan pendekatan silang.
  1. Pendekatan longitudinal (pendekatan bujur).Dengan pendekatan ini maka peneliti mencatat kemampuan berpikir sejak anak duduk dikelas I.Berturut-turut setiap tahun perkembangan tersebut dicatat yaitu dikelas I,II,III,IV,V dan VI.
  2. Pendekatan cross-sectional (pendekatan silang) .Berbeda dengan pendekatan bujur,maka pendekatan silang tidak menggunakan subjek yang sama.Dalam waktu bersamaan,peneliti mengadakan pencatatan tentang perkembangan berpikir anak Sekolah Dasar secara serantak yaitu kelas I,II,III,IV,V dan VI.
Jika kita hubungkan dengan pengambilan data secara continu,maka pendekatan cross-sectional (silang) merupakan kompromi antara “one-shot” method (menembek satu kali terhadap satu kasus),dan longitudinal method (menembak beberapa kali terhadap
Beberapa kali terhadap kasus yang sama)
C.Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interest, maka tentu saja bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya menurut siapa yang mengadakan penelitian. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah : penelitian terhadap pendidikan (lebih sempit lagi pendidikan guru, pendidikan ekonomi, pendidikan kesehatan), keteknikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan dan sebagainya.
D. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
Selain penelitian di laboratorium, penelitian di perpusatakaan juga banyak dilakukan. Analisis isi buku (content analysis) merupakan kegiatan yang cukup mengasyikkan. Penelitian ini kana menghasilkan kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis, lay-out, ilustrasi, dan sebagainya.
Penelitian yang paling banyak dilakukan adalah penelitian kancah atau penelitian lapangan. Sesuai dengan bidangnya, maka kancah peneliti akan berbeda-beda tempatnya. Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah tetapi dapat di keluarga, di masyarakat, di pabrik, di rumah sakit, asal semuanya mengarah tercapai tujuan pendidikan.
E. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel
Secara singkat dapat dikatakan, variabel adalah hal-hal yang menjadi obyek penelitian, yang ditatap (dijinggleng – Jawa) dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Apabila dilihat dari saat terjadinya, ada variabel masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggabmabrkan variabel masa lalu da sekarang (sedang terjadi), adalah penelitian deskriptif (to describe = mengggambarkan. Membeberkan).

Read more...

KEGIATAN PENELITIAN


A.Siapakah yang Perlu Meneliti
Barangsiapa ingin meningkatkan hasil untuk apa saja yang sedang ia tekuni,membutuhkan kegiatan penelitian.Suatu hal yang menggembirakan dunia ilmu adalah adanya lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk para pelajar dan mahasiswa.Kegiatan tersebut mau tidak mau harus dikaitan dan bahkan didasarkan atas kerja penelitian.Pekerjaan meneliti ini benar-benar mengasyikan,khususnya bagi mereka yang gemar menggeluti ilmu.
B.Bagaimana Penelitian Dilakukan?
Jenis-jenis cara penelitian atau jenis penelitian ditinjau dari caranya:
1.Operation research (action research) adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tampa mengubah system pelaksanaannya.Sebetulnya antara operation reseach dengan action reseach tidaklah sama persis.Operation research menunjuk pada kegiatan yang sedang berlangsung,yakni bahwa penelitian yang dilakukan bukan menciptakan yang baru semata,tetapi menempel pada suatu kegiatan yang sedang berlangsung.Action research menunjuk pada action,artinya tindakan.Dalam penelitian ini,peneliti melakukan sesuatu tindakan ,eksperimen,yang secara khusus diamati terus-menerus,dilihat plus-minusnya,kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.
Contoh:
Seorang guru ingin memperbaiki cara mengajarkan sesuatu topic.Ia menuliskan hasil penelitiannya sambil terus mencoba lagi cara lain.Apabila cara yang dicobanya membawa hasil yang lebih baik,guru tersebut merasa puas.
2.Eksperimen.Dengan cara ini peneliti sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan,kemudian diteliti bagaimana akibatnya.Dengan kata lain,eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)antara 2 faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeleminisasi atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang bisa mengganggu.Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Contoh :
Seorang guru ingin memperbaiki  cara mengajar.Maka factor-faktor lain seperti materi,lingkungan,buku dan sebagainya tidak diubah,tetapi seperti sediakala,dan hanya metode atau cara mengajarlah yang diubah.
Secara ilmiah metodologis ada 3 cara menyisihkan factor-faktor noneksperimen:
a.Disisihkan secara fisik dalam bentuk percobaan-percobaan dilaboratorium.
b.Disisihkan secara selektif.
c.Disisihkan dengan manipulasi stastistik,yaitu memilih data yang berhubungan dengan factor yang dikehendaki saja.
 
C.Apa yang Diteliti
Apabila kita menjawab pertanyaan ini berarti kita menjelaskan tentang objek penelitian.Ruang lingkup objek penelitian pendidikan adalah hal-hal apa saja yang berhubungan dengan pendidikan,baik yang terjadi disekolah,diluar sekolah maupun kaitan antara keduanya.

Read more...

CARA MENGADAKAN PENELITIAN

A.persyratan penelitian

Tanpa danya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi peneitian sebagai dasar untukmeningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar mengingkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.
Ada tiga persyratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu: sistematis, berencana dan mengikutikonsep ilmia.
Sistematis         :   artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai komleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
Berencana       :    artinya dilasanakan dengan danya unsure kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.
Mengikuti
Konsep ilmia   :   artinya mulai awal sampai akhir kegitan penelitian mengikuti cara-cara yang sudahditentukan, yaiti prinsipyang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetauhan.
Apabila diterapakan dalam kegitan penelitian maka urutt-urutannya adalah:
  1. penelian dihrapakan pada suatukebutuhan atau tantangan. Ingat, Jonh Dewey dalam reflective thinking menyebutkan the felt need.
  2. Merumuskan masalah, sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, keduduakn dan alternatifcara untuk pemecahan masalah.
  3. Menetatapkan hipotesis sebagai titik tolakmengadakan tindakan menetukan alternatif pemecahan yang dipilih.
  4. Menggumpulkan data untuk menguji hipotesis(collection of data as evidence)
  5. Mengabil kesimpulan berdsarkan hasil pengolahan data dan kembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.
  6. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikkasinya di masa yang akan datang. Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, ini disebut refleskdan bertujuan untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari segi kebutuhan-kebutuhan mendatang.
B.      Prosedur Penelitian  
Sejak mahasisiwa berada di tingkat 1 sebenarnya baik saja dilatih untuk mengadakan penelitian, mulai dengan tingkat penelitian yang paling sederhana. Dengan bimbingan Dosen, beberapa mahasiswadilibatkan dalam kegiatan penelitian. Misalnya saja mulai dari tugas mengumpulkan data (membagi dan mengumpulkan kuesioner) atau mengolah data (tabulasi dan menghitung). Pada tahap berikutnya, para mahasiswa dapat dibimbing menyusun rencana penelitian sapai dengan penyusunan laporan.
 
Dilihat dari kedalaman maupun luasnya penelitian, maka terdapatlah berturut-turut bentuk-bentuk laporan penelitian berupa maklah/paper hasil pembahasan buku-buku, skripsi, thesis dan disertasi.
Setelah dibicarakan tentang persyratan penelitian, maka berikut ini akan disampaikan produser aatu langkah-langkah penelitian. U ntuk mempermudah keterangannya, maka langkah-langkah tersebut akan divisualisasikan dalam bentuk bagan –arus.
Sebenarnya masih dapat disebutkan langkah-langkah penelitian yang lain yang lebih menitikberatkan pada kegiatan administrative,
Yaitu:
1.        pembuatan rancangan penelitian
2.        Pelaksanaan penelitian.
3.        Pembuatan laporan penelitian
Selengkapnya, langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Memilih masalah.
  2. Studi pendahuluhan
  3. Merumuskan masalah.
  4. Merumuskan anggapan dasar.
  5. Merumuskan hipotessis.
  6. Menentukan variabel dan sumber data.
  7. Menentukan dan menyusun instrument.
  8. Mengumpulkan data.
  9. Analisis data.
  10. Menarik kesimpulan.
  11. Menulis laporan.
Langkah  1: memilih masalah                    
Besar maupun kecil,sedikit maupun banya, setiap orang mesti memiliki masalah. Hanya bedanya, ada masalah yang dapat seketikadiatasi, tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. Akan tetapi ada masalah penelitian yang juga tidak dapat dipecahkan melalui penelitian karena berbagain sebab, antra lain karena tidak tersedia datanya.
 
Memilih masalah bukanlah pekerjaanyang terlalu mudah terutama bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabilasudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah ini akan timbul dalm bentuk keinginan untuk segeradilaksanakan pemenuhannya.
Langkah 2:  Studi Pendahuluahn
Walaupun sudah diperolehsuatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian yang  sesunggunya, peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan,yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan peneliti.
 
Langkah 3:  Merumuskan Masalah.
Apabila telah diproleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan/studi eksploratoris, maka masalahnya yang akan diteliti menjadi jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalah sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa.
Langkah 4:   Merumuskan Masalah.
Anggapan dsar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsisebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam pelaksanakan penelitian.
Langkah 4a: Jika anggapan dasar merupakan pikiranyang memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan.Kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya.
Langkah 5:  Memilih Pendekatan
Yang dimaksud dengan “pendekatan”di sini adalah metode atau cara mengadakan penelitian seprti halnya: eksperimen atau non eskperimen. Tetapi di samping itu juga menunjukan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segitujuan misalnya eskploratif, deskriftif atau histories. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya populasi atau kasus.
Langkah 6:  Menentukan variabel dan suber data
Langkah ke 6 ini menjawab pertanyaan
a.       Apa yang akan diteliti?
b.      Dari mana data diproleh
Kedua langkah ini diberi nomor 6a dan 6b karena dilaksanakan dalam waktuyang bersamaan. Begitu peneliti menyebutkan satu macam apa yang akan diteliti, seyogiannya langsung menentukan dari mana data untuk variabel tersebut akan diproleh.
Langkah 7:  Menetukan data Menyusun Instrumen
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dari mana data bisa diproleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data akan dikumpulkan.Instrumen ini sangat tergantung dari jenis data dan  dari mana diproleh.
Langkah 8:Menggumpulkan Data
Menggumpulkan data adalah pekerjaan yang sukar, karena apabila diproleh dta yang salah, tentu saja kesimpulannya pun salah pula, dan hasil penelitiannya menjadi palsu.
Langkah 9: Analisis Data
Tugas menganalisisdata tidak seberat menggumpulkan data, baik tenaga maupun pertanggungjawaban. Akan tetapi menganalisisdata pertumbuhan ketekunan dan pengertian terhdap jenis data, jenis dta akan menuntut teknikanalisis data.
Langkah 10:  Menarik Kesimpulan
Langkah ke 10 ini sebenarnya sudah merupakan langkah terakhirdari kegiatan penelitian.Pekerjaan meneliti telah sekesai, dan peneliti tinggal menggambil konklusi dari hasil pengolahan data dicocokan dengan hipotesisyang telah dirumuskan . Sesuaikan dta yang dikumpulkan dengan hipotesis atau dugaan peneliti sebelumnya.
Lanakah 11:  Menyusun Laporan
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis serta prosedurnya pun diketahuiorang lain pula sehigga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian tersebut.

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP