Jumat, 11 September 2009

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

1. ANGKET

Yang dimaksud dengan angket, adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angker ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya. Teknik ini lebih cocok dipakai untuk memperoleh data yang cukup luas, dari kelompok/ masyarakat yang berpopulasi besar, dan betebaran tempatnya. Biasanya pengirimannya dilakukan melalui pos kepada responden.

Oleh karena angket ini selalu berbentuk formulir-formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan (question), maka angket sering disebut “questionaire “. Tetapi tidak berarti kuesioner itu sama dengan; dengan angket Sebab kuesioner (daftar pertanyaan) itu tidak selalu responden sendiri yang mengisi, di mana kuesioner ditanyakan. secara lisan kepada responden melalui wawancara, dan yang mengisi kuesioner itu adalah interviewer berdasarkan jawaban lisan dari responden. Jadi ada kuesioner yang langsung diisi oleh responden sendiri, yang disebut “angket”, dan ada kuesioner sebagai pedoman (pegangan ) wawancara.

Kelebihan :

a. Dalam waktu singkat (serentak) dapat dapat diperoleh data yang banyak
b. Menghemat tenaga dan mungkin biaya
c. Responden dapat memilih waktu senggang untuk mengisinya, sehingga tidak terlalu terganggu bila dibandingkan dengan wawancara
d. Secara psikhologis responden tidak merasa terpaksa dan dapat menjawab lebih terbuka dan sebagainya

Kekurangan :

a. Jawaban akan lebih banyak dibumbui dengan sikap dan harapan-harapan pribadi, sehingga lebih bersifat sujektif.
b. Dengan adanya bentuk (susunan) pertanyaan yang sama untuk responden yang sangat hiterogen, maka penafsiran pertanyaan akan berbeda-beda sesuai dengan latar belakang sosial, pendidikan dan sebagainya dari responden.
c. Tidak dapat dilakukan untuk golongan masyarakat yang buta huruf.
d. Apabila responden tidak dapat memahami pertanyaan/ tak dapat menjawab, akan terjadi kemacetan, dan mungkin responden tidak akan menajwab seluruh angket.
e. Sangat sulit untuk memutuskan pertanyaan-pertanyaan secara tepat degan menggunakan bahasa yang jelas atau bahasa yang sederhana.

2. WAWANCARA (INTERVIEW)

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan utuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara.

Wawancara bukanlah sekadar angka lisan saja, sebab wawancara peneliti akan dapat:
1. Memperoleh kesan langsung dari responden.
2. Menilai kebenaran yang dikatakan oleh responden.
3. Membaca air muka (mimik) dari responden.
4. Memberikan penjelasan bila pertanyaan tidak dimengerti responden
5. Memancing jawaban bila jawaban macet.

Kelebihannya :

1. Metode ini tidak akan menemui kesulitan meskipun respondennya buta huruf sekalipun, atau pada lapisan masyarakat yang mana pun, karena alat utamanya adalah bahasa verbal. Dengan pengertian, bahwa interviewer harus dapat menyesuaikan bahasa dan cara dengan latar belakang responden.
2. Karena keluwesan dan fleksibilitasnya ini, maka metode wawancara dapat dipakai sebagai verifikasi data terhadap data yang diperoleh dengan cara observasi ataupun angket.
3. Kecuali untuk menggali informasi, sekaligus dipakai untuk mengadakan observasi terhadap perilaku pribadi.
4. Merupakan suatu teknik yang efektif untuk menggali gejala-gejala psychis, terutama yang berada di bawah sadar.
5. Dari pengalaman para peneliti, metode mi sangat cocok untuk dipergunakan di dalam pengumpulan data-data sosial.

Kekurangannya :

1. Kurang efisien, karena mremboroskan waktu, cenaga, pikiran, dan biaya.
2. Diperlukan adanya keahlian/penguasaan bahasa dari interviewer.
3. Memberi kemungkinan interviewer dengan sengaja memutarbalikan jawaban. Bahkan memberikan kemungkinan interviewer untuk memalsu jawaban yang dicatat di dalam cacatan wawancara (tidak jujur)
4. Apabila interviewer dan interviewee memnunyai perbedaan yang sangat mencolok. Sulit untuk mengadakan rapport sehinga yang diperoleh kurang akurat.
5. Jalannya interview sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sekitar, sehingga akan menghambat dan mempengaruhi jawaban dan data yang diperoleh.


3. PENGAMATAN (OBSERVASI)

Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indera, dan terjadilah penginderaan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan.

Contoh: Sebuah mobil di depan kita akan menyebabkan penginderaan pada kita.

Apabila mobil itu menarik perhatian kita, maka akan terjadi proses pengamatan. Pada penginderaan tidak disertai keaktifan jiwa, sedangkan pada pengamatan disertai keaktifan jiwa.

Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan afaktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Jadi didalam melakukan observasi bukan hanya “mengunjungi” . “melihat”, atau “menonton” saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khusus dan melakukan pencatatan-pencatatan. Ahli lain mengatakan, bahwa observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psychis dengan jalan “mengamati dan “mencatat”.

Kelebihan :

a. Merupakan cara pengumpulan data yang murah, mudah dan langsung guna mengadakan penelitian terhadap macam-macam gejala.
b. Tidak mengganggu, sekurang-kurangnya tidak terlalu mengganggu pada sasaran pengamatan (observee).
c. Banyak gejala-gejala psychis yang penting tidak atau sukar diperoleh denga teknik angket ataupun interview, tetapi dengan metode ini mudah diperoleh.
d. Dikemungkinan mengadakan pencatatan secara serempak kepada sasaran pengamatan yang lebih banyak.

Kekurangan :

a. Banyak peristiwa peikhis tertentu yang tidak dapat diamati, misalnya harapan, keinginan, dan masalah-masalah yang sifatnya sangat pribad, dan lain-lain.
b. Sering memerlukan waktu yang lama. sehingga membosankan, karena tingkah-laku/gejala yang dikehendaki tidak muncul-muncul.
c. Apabila sasaran pengamatan mengetahui bahwa mereka sedang diamati, mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Jadi sifatnya dibuat-buat.
d. Sering subjektifitas dari observer tidak dapat dihindari.


4. SKALA PENILAIAN (RATING SCALE)

Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.

Kelebihan :
Kelebihan skala pengukuran adalah karena merupakan alat perhitungan observasi dan merupakan alat yang bagi pengamat dapat digunakan untuk menilai individu yang sama, dengan demikian akan memperbesar reliabilitas penilaian. Penilaian yang sama dari beberapa penilai, asalkan mereka memiliki pengetahuan yang sama tentang individu yang sedang dinilai, biasanya hasilnya lebih baik daripada penilaian yang hanya dilakukan satu orang.

Kelemahan:
Kesalahan bias personal, efek halo, kecenderungan sentral, dan kesalahan logis. Karena skala penilaian telah digunakan secara luas selama bertahun-tahun, kekurangan itu cukup dikenal oleh mereka yang merancang dan menggunakannya. Namun, jenis-jenis kesalahan itu bisa saja terjadi dengan berbagai bentuk berdasarkan observasi yang dilakukan.


5. METODE TEST

Test merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.

Keunggulan metode ini adalah :

1. Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi.
2. Instrument penelitian yang objektif.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah :

1. Hanya mengukur satu aspek data.
2. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang.
3. Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan.

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP